Mengapa Kita Berputus Asa? Nikmat Allah itu Tiada Batas

Mengapa Kita Berputus Asa? Nikmat Allah itu Tiada Batas

Posted by Unknown Wednesday, March 11, 2015 0 comments

Sumber : Google
Sungguh sempurna kehidupan ini, telah diatur dalam sebuah pengaturan yang tiada tandingannya. Allah yang maha perkasa sebagai penyusun skenario sungguh tiada keraguan dalam mengimaninya. Tiada seorangpun yang akan mampu berpikir atas kedahsyatan penciptaan yang telah dibuat oleh Allah yang begitu megah. Alam yang terbentang luas, miliaran galaksi, beragam mahkluk serta segala yang telah dikabarkan pada manusia baik tampak maupun tidak dalam pandangan telah tercipta apik dalam koridornya.

Kenikmatan-kenikmatan yang telah sampai pada manusia sangatlah tak terbatas baik dalam segi jumlah maupun kualitasnya. Bahkan tidak akan sanggup bagi manusia yang mencoba-coba membuat tandingan atas-Nya. Akan tetapi, manusia terkadang lupa atas karunia yang begitu luasnya sehingga masuklah pada perangkap musuh-musuh Allah yang nyata dalam rongga-rongga dada dan membisikan kesombongan, kekerasan, kemarahan, kemunafikan, kebencian dan ketidaksadaran atas karunia Allah yang telah dilimpahkan padanya. Keserakahan yang menjadi kebiasaan pasti akan siap membinasakan.

sumber : Google
Kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara itu seakan menjadi pelepas dahaga di tengah gersangnya iman, menjadikan kesejukan di bawah teriknya kelalaian. Lupa adalah penyakit tanpa obat ketika telah lalai menikmati indahnya karunia Allah yang tiada tandingan. Seolah tiada lagi campur tangan dan gerak dari sang penciptanya. Seolah kemampuan, kecerdasan, kepiawaian, dan kesuksesan yang dimiliki semata karena kemampuannya sendiri.

Maka tidak sedikit yang berputus asa saat kenikmatan itu dicabut seketika, kenikmatan itu mulai luntur dan sedikit demi sedikit ditarik oleh sang pemilik yang hanya menitipkan kenikmatan-kenikmatan itu. Akhirnya saat kenikmatan itu benar-benar tak lagi dirasakan maka penyakit diri mulai muncul yakni putus asa sebagaimana Allah telah berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an, yang artinya: 

 “dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterimakasih”. (Q.S Hud : 9)

Seakan sudah menjadi fitrah manusia sebagai mahkluk yang sangat sedikit bersyukur dan banyak berkeluh kesah serta tidak sabar akan ujian yang ditetapkan Allah padanya. Akan tetapi, Allah tetap menegaskan bahwa ada orang-orang yang tetap beruntung sebagaimana Allah melanjutkan  firmanya:

“kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan mereka memperoleh ampun dan pahala yang besar”. (Q.S Hud :11)


Sumber : Google
Dengan demikian Allah tetap melihat mana hamba-bamba Nya yang berjalan di atas fitrahnya yang suci. Sungguh tidak terbatas karunia Allah maka tidak ada alasan sebagai manusia untuk lupa dalam mengucap syukur dan mengimplementasikannya dalam keseharian. Dan yang terpenting adalah sebuah kesabaran yang seharusnya tiada batas atas segala cobaan yang seakan terus mendera, jauhkan sikap putus asa dengan mengobati penyakit lupa dengan cara mengembalikan ingatan pada sang pencipta. Ingat akan kekuasaan-Nya, Kenikmatan-Nya, serta ingatkan diri dengan balasan baik dan buruk dalam dunia yang sementara ini maupun untuk kehidupan akhirat kelak dari perbuatan yang telah diperbuat dalam Keseharian.  


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Mengapa Kita Berputus Asa? Nikmat Allah itu Tiada Batas
Diposkan oleh Unknown
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suhermannote.blogspot.com/2015/03/mengapa-kita-berputus-asa-nikmat-allah.html. Terima kasih sudah mengunjungi dan membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment