Inspirasi Secangkir Kopi
Tuesday, March 22, 2016
0
comments
Secangkir KOPI menjadi INSPIRASI, bukan sekedar
BASA-BASI dan bahan untuk mencari SENSASI akan tetapi ini menjadi ajang
SILATURAHMI untuk memperkuat ukuwah ISLAMI memperkokoh JATI DIRI dan menyatukan
HATI NURANI.
Bukan
lagi menjadi rahasia umum merebaknya warung kopi (warkop) di kota Banda Aceh
mendapat perhatian khusus dari banyak kalangan. Ibu kota provinsi ini bahkan
mendapat julukan dengan kota seribu warung kopi. Mengapa tidak, pesatnya
pertumbuhan warung kopi di setiap sudut kota menjadi ciri khas tersendiri bagi
kota yang terus berkembangan pesat ini. Budaya yang mengakar dan telah menjadi stereotipe
yang melekat pada masyarakat sebagai pecandu kopi ini memang telah menjadi label
tersendiri bagi ibu kota provinsi Aceh ini. Secara umum memang masyarakat Aceh
terkenal suka nongkrong di warung kopi. Akan tetapi, perkembangan yang cukup
pesat warung-warung kopi di Banda Aceh menjadi daya tarik tersendiri bagi
warganya. Tua, muda, pria, dan wanita semua warga Aceh suka kopi begitulah
gambaran umum yang terlintas jika melihat orang-orang Aceh yang sedang
berkumpul di warung kopi.
Seiring
dengan perkembangan zaman yang terus mengarah pada era modernitas, warung kopi
tidak lagi sesederhana dahulu yang hanya dijadikan tempat untuk sekedar minum
kopi dan menikmati kue serta membaca surat kabar di pagi hari yang khusus
hanyabagi orang-orang tua saja. Kini warung kopi telah tersulap dan menjelma menjadi
sebuah tempat wajib bagi banyak kalangan mulai mahasiswa ataupun kaum muda dari
pagi hingga larut malam, pegawai negeri sipil sampai pada pejabatpun terlihat kongkow-kongkow
di warung kopi. Dengan berbagai macam keperluan pastinya. Mulai dari mencari
bahan kuliah, sekedar kumpul-kumpul teman, nonton bareng pertandingan sepak
bola,ajang silaturahmi, berdiskusi, bahkan kegiatan dakwahpun sudah mulai
merambah warung kopi,dan yang paling utama adalah menikmati hotspot gratis
untuk dapat berselancar di dunia maya.
Tak
pelak akibat dari alih fungsi warung
kopi tersebut banyak mendapatkan perhatian mulai masyarakat awam sampai pada
pemerintah kota. Begitu banyak opini atau bisa dibilang kabar burung yang
menyelenting timbul kepermukaan menghasilkan
komentar-komentar kritis dari yang positif sampai pada yang negatif. Dan
pastinya komentar-komentar itu muncul sesuai dengan kondisi sang komentator.
Namun semua komentar itu harus disikapi dengan bijak agar setiap komentar
negatif yang muncul kepermukaan khalayak tidak menimbulkan kebencian yang
ujung-ujungnya membuat sebagian orang sakit hati atau merasa terdeskriminasi.
Merebaknya
warung kopi dengan segala keunikan dan embel-embel yang melekat padanya dapat
dijadikan keunikan tersedniri yang harus dijadikan sebuah kearifan lokal bagi
kota Banda Aceh untuk dapat menarik perhatian dunia dari segi pariwisata
kuliner. Karena sajian yang diberikan setiap warung kopi memang mempunyai
keunikan tersendiri dalam penyajiannya dan kekhasan rasa kopi yang ada di Aceh
sangat berbeda dari daerah-daerah lain di Indonesia bahkan di seluruh belahan
dunia. Dengan keunikan tersebut pastilah akan mampu menjadi daya tarik yang
kuat untuk mendatangkan wisata lokal maupun asing untuk berkunjung ke Aceh. Setiap
orang yang berada jauh dari Aceh pasti akan menjadi penasaran dengan keunikan
sajian dan rasa yang dimiliki warung kopi yang ada di Aceh. Dengan demikian hal
tersebut akan mampu menarik para wisatawan untuk sesegera mungkin berkunjung ke
Aceh untuk merasakan kenikmatan sajian kopi yang pastinya akan menjadi inspirasi
di setiap tegukannya yang akan menjadi cerita tersendiri bagi penikmatnya.
Maka
sudah dapat dipikirkan oleh para pengusaha warung kopi yang akan dan sedang
membuka usaha warung kopi. Mereka harus lebih pintar dan jeli dalam memikirkan
hal-hal yang berkaitan dengan nilai
budaya. Bukan hanya sekedar mencari keuntungan materi semata dari sajian-sajian
yang disuguhkan. Akan tetapi, lebih dari sekedar mencari keuntung materi dengan
usaha yang dilakoni, warung kopi dapat dijadikan sebuah nilai budaya yang
bernilai tinggi di mata dunia terlebih lagi dapat menghadirkan konsep islami
disetiap kemasan dan kiasan yang ditawarkan kepada setiap pelanggan yang hadir
agar tidak lari dari kodrat kedaerahan Aceh yang menganut sistem Syari’at Islam.
Sudah tentu pasti semua kegiatan yang ada pada masyarakat Aceh harus
bersesuaian dengan ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan islam. Dengan demikian
tidak akan terjadi pelencengan yang menyebabkan pergesaran nilai yang telah
menjadi jati diri daerah Aceh. Maka dengan mengusung konsep nilai budaya
keislaman para pengusaha warung kopi telah membantu dalam melancarkannya
syari’at islam terus berkembang di Aceh.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Inspirasi Secangkir Kopi
Diposkan oleh Unknown
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suhermannote.blogspot.com/2016/03/inspirasi-secangkir-kopi.html. Terima kasih sudah mengunjungi dan membaca artikel ini.Diposkan oleh Unknown
0 comments:
Post a Comment