2014

Delapan atau Dua Puluh, Jangan Bingungkan Masyarakat Awam!

Posted by Unknown Monday, July 7, 2014 0 comments



Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan penuh ampunan dan bulan di mana seluruh ummat muslim mengharamkan yang halal di waktu siang hanya karena Allah. Begitu mulianya bulan Ramdahan ini sampai-sampai ibadah sunnah itu pahalanya disetarakan dengan ibadah wajib. Salah satu kekhususan ibadah sunnah yang tidak ada di bulan-bulan lain adalah shalat sunnah qiamul lail atau yang sudah familiar di telinga masyarakat dengan sebutan shalat tarawih atau taraweh. 

Sekilas saya jelaskan sedikit mengenai tarawih, kata tarawih merupakan bentuk jamak dari tarwihah. Yang berarti istirahat untuk menghilangkan kepenatan, berasal dari kata ar-rahah (rehat) yang berarti hilangnya keletihan dan kesulitan. Mengapa shalat sunnah qiamul lail dinamakan tarawih, awalnya kata tarawihan digunakan untuk majelis secara umum. Kemudian kata itu digunakan untuk menunjukan majelis yang diadakan setelah shalat empat rakaat pada malam-malam bulan Ramadhan. Kemudian shalatnya dinamakan shalat tarawih, alasannya dahulu kaum muslimin suka memanjangkan shalat mereka, kemudian duduk beristirahat setelah empat rakaat, setiap dua rakaat ditutup dengan satu salam. 

Secara singkat saya akan menjelaskan sejarah shalat tarawih dari zaman Rasulullah. Fakta menarik tentang shalat tarawih ini adalah bahwa rasulullah hanya pernah melakukannya secara berjamaah dalam tiga kali kesempatan. Hal ini disebabkan bahwa Rasulullah takut bahwa hal ini akan menjadi diwajibkan bagi umat muslim. Suatu malam di bulan Ramadhan Rasulullah menuju masjid untuk mendirikan shalat malam. Lalu datanglah para sahabat bermakmum di belakangnya, keesokan subuhnya kaum muslimin berbincang mengenai hal tersebut. Malam berikutnya jamaah semakin bertambah hingga malam ke tiga. Pada malam ke empat, masjid menjadi sesak dan tak mampu menampung seluruh jamaah. Namun, Rasulullah tidak kunjung datang ke masjid. Hingga fajar menyingsing Rasululah baru menuju masjid untuk melakukan shalat subuh. Selepas itu beliau berkhutbah “saya telah mengetahui kejadian semalam. Akan tetapi saya kuatir shalat itu akan diwajibkan atas kalian sehingga kalian tidak mampu melakukannya”.

Semenjak itu pula shalat tarawih dilaksanakan sendiri-sendiri. Kondisi itu berlanjut hingga Rasulullah wafat. Demikian juga, pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan awal kekhalifahan Umar bin Khatab. Baru pada tahun keempat Hijriah. Umar berinisiatif untuk menjadikan shalat tarawih berjamah dengan satu imam di masjid. Pada saat itu umar menunjuk Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dariy sebagai imamnya kemudian umar berkata “sebaik-baik bid’ah adalah ini”, Wallahu a’lam. 

Di zaman Rasulullah shalat tarawih pada umumnya dikerjakan sebanyak delapan rakaat. Hal ini dikarenakan agar tidak menimbulkan keberatan. Sedangkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab beliau menambah lagi menjadi dua puluh rakaat, karena beliau berpendapat bahwa kaum muslimin di masa itu tidak keberatan lagi untuk melakukannya. Secara umum di Indonesia masyarakat melakukan shalat tarawih sebanyak dua puluh ditambah tiga rakaat untuk witir. Namun tetap ada yang melakukan delapan rakaat ditambah tiga rakaat witir. 

Demikianlah sejarah singkat mengenai shalat tarawih. Yang menjadi persoalan dalam tulisan ini adalah bermula saat saya mendengar khutbah jum’at pada jumat pertama di bulan Ramdhan ini. Di mana khatib menyoal tentang jumlah rakaat shalat tarawih. Khatib menyinggung soal orang yang shalat tarawih delapan rakaat itu shalatnya tidak sah. Sangat tidak bijak bagi saya seorang khatib berkhotbah jum’at menyinggung hal ini. Tentu efek dari itu akan menimbulkan kebingungan bagi masyarakat awam yang selama ini shalatnya delapan rakaat. Masalah sah atau tidak sah shalat tarawih ini seharusnya bukan menjadi materi khubat Jum’at karena akan menimbulkan beribu keresahan bagi masyarakat awam.

Hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah agar memfasilitasi untuk membuat sebuah ruang diskusi terbuka untuk publik menghadirkan seluruh ulama-ulama yang ada di Aceh untuk aktif dalam diskusi terbuka menerangkan kepada seluruh masyarakat tentang berapa sebenarnya jumlah rakaat yang benar. Tentunya didasarkan atau dikuatkan dengan dalil-dalil yang shahih baik itu dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits Rasullullah. Agar tidak lagi ada simpang siur mengenai hal ini dan akhirnya menjadikan perpecahan antara ummat islam itu sendiri. Karena masalah internal kita ini tidak akan selesai jika hal-hal seperti ini tidak kita diskusikan secara terbuka sehingga masyarakat awam tidak lagi terombang-ambing dengan khotbah-khotbah para tengku, ulama, atau ustad-ustad yang berbeda-beda pendapat. yang satu mengatakan begini dan yang satu mengatakan begitu. Apalagi sampai menanamkan rasa antipati terhadap satu amalan tertentu. 

Jika ingin mendapatkan kedamaian maka harus dilakukan dengan segera tentunya diskusi umum. Jika tidak kita ummat muslim akan terus terbelenggu dengan masalah-masalah tata cara ibadah yang membuat kita tidak akan pernah sepaham. Karena sesungguhnya Rasulullah telah bersabda “tidak akan tersesat umat ku jika rujukannya adalah Al-qu’an dan Sunnah ku”. Yang menjadi permasalahan diantara golongan tidak ada yang mau berbesar hati untuk melakukan diskusi publik menjelaskan kepada seluruh masyarakat agar masalah-masalah khilafiah tersebut terselseaikan. Karena sebenarnya masalah terbesar ummat muslim saat ini bukanlah masalah sah atau tidaknya shalat delapan atau dua puluh rakaat. Tapi, yang harus menjadi perhatian bagaimana orang-orang yang belum terbuka hatinya untuk melakukan shalat.

Coba saksikan, kondisi sosial masih banyak oarang-orang yang tidak mengerjakan shalat, malam-malam Ramadhan masih memenuhi warung kopi, waktu-waktu menunggu  berbuka dijadikan ajang maksiat dengan terang-terang laki-laki dan wanita yang bukan mahram berboncengan sangat tidak layak dilihat di depan umum, dan masih banyak lagi fenomena sosial yang butuh perhatian oleh para alim ulama. Nah, sebenarnya ini pekerjaan rumah yang paling berat bukan masalah salah-menyalahkan dalam pelaksanaan ibadah. Ulama Aceh harus lebih peka terhadap kondisi sosial yang sedang terjadi pada masyarakat. Karena sesungguhnya masyarakat sekarang sudah sangat dipengaruhi oleh budaya pop yang semakin hari semakin berbahaya meracuni pikiran-pikiran masyarakat. Maka dari itu masyarakt sangat butuh perhatian dan seharusnya para ulama harus saling bekerja sama dalam mencari solusi masalah sosial yang terjadi sehingga masayarakat tetap memegang kepercayaan terhadap para alim ulama dan tidak lagi kehilangan sosok yang menjadi panutan.

Momentum bulan suci Ramadhan ini sangatlah tepat dijadikan sarana untuk mempersatukan ummat. Agar menjadi satu kesatuan yang kokoh tidak lagi labil sosial apa lagi sampai labil agamanya. Jangan ada yang saling melecehkan, menebarkan aib saudaranya dan membuat fitnah-fitnah. Dalam kehidupan bermasyarakat saja, kita mendambakan kerukunan antar ummat beragama, Apalagi satu agama. Tentunya hal ini sangat menjadi dambaan kita dapat hidup tanpa saling olok memperolokan.



Baca Selengkapnya...

Hidup Adalah Ketetapan

Posted by Unknown Friday, April 25, 2014 0 comments



“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan. Akan ada pilihan yang lain bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata” (QS. Al-Ahzab : 36).

Telah kita ketahui bersama mengapa paham-paham barat itu lebih mudah meracuni dan mudah diterima oleh kebanyakan dari kita sebagai pemuda muslim yang sedang tumbuh kembang. Karena memang apa yang dibawa dari barat itu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan sesuai dengan pilihan secara rasional. Sehingga orang yang menerima mentah-mentah apa yang datang dari barat tanpa adanya filterisasi dengan keimanan tentunya akan lebih menghargai kebudayaan barat dibanding dengan ketetapan Agamanya sendiri. Padahal Islam adalah agama yang telah disempurnakan oleh Allah melalui Nabi Muhammad S.A.W. 

Setidaknya potongan ayat dalam Al-Qur’an di atas telah sangat jelas sebagai penerang betapa kita sebagai mukmin baik laki-laki maupun perempuan sangat dilarang keras untuk menyalahi ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, bahkan Allah mengancam dengan kata kesesatan bagi hamba-hamba-Nya yang menyalahi ketetapan yang telah ditetapkan.

Jika merujuk pada kondisi sosial yang ada pada masyarakat, banyak sekali orang-orang mukmin yang sudah tidak lagi peduli dengan ketetapan Allah serta Rasul-Nya. Sebagai contoh kecil yang saya coba ungkap di sini adalah banyaknya remaja muslim yang terang-terangan berpacaran di tempat-tempat umum tanpa ada rasa malu sedikitpun. Banyak kita lihat wanita yang berboncengan dengan lelaki yang bukan mahramnya. Banyak wanita yang kepalanya ditutupi jilbab namun sayang pakaian yang membungkusnya memperlihatkan bentuk tubuhnya. 

Seperti itulah sekelumit fenomena dunia remaja muslim sekarang ini. Kebanyakan remaja sudah tidak lagi mau peduli dengan Agamanya. Seolah masjid itu hanyalah untuk orang-orang tua saja, membaca Al-Qur’an sudah dianggap kolot, berpakain yang syar’i dan bercadar dianggap ninja. Menghadiri ta’lim ketinggalan zaman lebih memilih melihat konser, nonton bioskop atau nongkrong di warkop berjam-jam lamanya itu lebih penting baginya.

Kondisi yang seperti ini bukanlah suatu hal yang mengherankan bagi kita yang hidup dalam dunia yang telah mengalami modernisasi dan arus globalisasi yang cukup pesat ini. Sehingga, westernisasi dianggap hal yang biasa. Rasulullah SAW berabad-abad yang silam telah mengabarkan pada kondisi yang sebenarnya akan terjadi pada masa sekarang ini. Di zaman yang sudah semakin penuh dengan fitnah ini marilah kita saling menasehati dalam hal kebaikan.

Sebenranya hal yang paling mendasar dalam membentuk kepribadian generasi remaja muslim yang tangguh yakni dimulai dari keluarga yakni yang paling berperan penting adalah orang tua. Ayah dan ibu haruslah bersinergi dalam membina anak-anaknya dalam menata kehidupan masa depan yang lebih baik. Bukan hanya orientasinya pada dunia saja. Tetapi, yang terpenting adalah memberikan bekal ilmu agama yang mendalam pada anak-anaknya itu lebuh utama. 

Seberapapun sibuknya orang tua dalam urusan kerja, perkembangan mentalitas anak lebih penting dari itu. Bukan malah mempercayakan pendidikan anak pada pembantu di rumah yang akan menyebabkan perkembangan mentalitas anak seperti pembantu. Saya menekankan kepada kita semua bahwa hidup adalah sebuah ketetapan. Maka berusahalah untuk mendapatkan yang terbaik dari Allah. 

Demikianlah yang dapat saya tuliskan, lebih dan kurang saya mohon maaf. Jika kita mencari kesempurnaan dari diri seseorang di dunia ini maka tidak akan kita dapati karena kesempurnaan itu hanyalah milik Yang Esa Allah Azza wazala. Saya pun sebagai manusia biasa menyadari kekurang untuk itu saya menerima kritik dan saran yang membangun dari semua serta nasehat agar hidup lebih baik. Agar kedapan baik tulisan, kata-kata serta budi pekerti ini menjadi lebih baik.

Sekian dan Terimakasih
Semoga bermanfaat



Baca Selengkapnya...

Menyelusuri Kota Bandar Wisata Islami

Posted by Unknown Wednesday, April 23, 2014 1 comments


aaaa
Gerbang Utama Kota Banda Aceh

Banda Aceh menyimpan sejuta sejarah yang tak terlupakan. Ibu kota provinsi Aceh ini, adalah kota yang bangkit dari keterpurukan setelah terjadinya Tsunami 26 Desember 2004 silam. Terlepas dari itu, sejarah telah mencatat Aceh adalah wilayah yang memegang kuat ajaran Islam. Dalam sejarah yang cukup panjang masyarakat Aceh telah menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya. Islam adalah satu-satunya agama yang diakui oleh kerajaan. Sehingga dalam perkembangannya, Islam telah melahirkan budaya Aceh yang tercermin dalam kehidupan adat. Maka dikenalah dalam sebuah hadih majah (peribahasa) “Agama Ngen Adat Lagee Zat Ngen Sifat” yang artinya Agama dan Adat Bagaikan Zat Dengan Sifat.

Sejarah telah membuktikan bahwasannya Aceh adalah sebuah daerah yang memegang teguh nilai-nilai keislaman yang sangat kuat. Hal ini merupakan suatu karunia yang sangat berharga dari sang pencipta yang telah diberikan pada masyarakat Aceh. Dan sejak ditetapkannya UU No.18 Tahun 2001 Aceh telah benar-benar mulai menerapakan Syariat Islam secara Kaffah (menyeluruh) dalam seluruh aspek kehidupan yang hal ini merupakan keistimewaan yang telah lama diidamkan oleh seluruh masyarakat Aceh.

Selain karunia sebagai daerah syariat islam, Aceh punya sejuta keindahan alam yang dikaruniakan oleh sang pencipta. Keindahan alam ini sangat berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, ada suatu karisma yang berbeda jika menapaki wisata di Aceh. Nuansa yang sangat berbeda tentunya akan dirasakan oleh siapa saja yang datang ke Aceh untuk menikmati keindahan panorama alam yang terbentang. Walaupun wilayah yang tidak terlalu luas namun wisatawan akan merasakan eksotika alam yang megah serta didukung dengan kebudyaan masyarakat yang sangat bersahaja.

Sebuah kota yang dijuluki serambi mekkah ini sangatlah pantas jika menyandang kota Islami. Maka tidak berlebihan jika diusung tema kota Madani yang akan menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara dengan suguhan yang bernuansa Islami yang tentunya bertema Banda Aceh Kota Bandar Wisata Islami. Tema yang telah diusung tersebut sudah sepantasnya dihargai. Jangan dikotori dengan perilaku-perilaku yang seolah apatis terhadap penerapannya. Islam adalah agama yang benar maka hukum-hukum yang bersumber dari Islam sudah tentu benar adanya sebagaimana yang telah dibawakan oleh Rasul Allah.

Terlepas dari polemik dalam kehidupan sosial masyarakat yang seakan tidak peduli atau bahkan menjadi pelanggar peraturan-peraturan dalam penerapan syariat sudah menjadi kewajaran dalam tatanan kehidupan sosial dalam masyarakat yang multikultural. Karena dengan beragamnya kebudayaan masyarakat maka beragamlah pemikiran dan tingkah laku yang terdapat di dalam masyarakat. Sebagai seorang yang bijak janganlah memandang bahwa penerapan Syariat Islam itu buruk atau tidak tepat diterapkan di Indonesia khususnya Aceh namun berpikirlah secara ilmiah bahwa dalam struktur sosial selalu ada kendala maupun ancaman-ancaman sosial yang berusaha merusak kestabilan suatu sistem yang ada dalam masyarakat. 

Tak ingin berpanjang lebar lagi dalam penjabaran mengenai Syariat Islam di Aceh, lansung saja dalam tulisan ini akan disajikan beberapa informasi tempat-tempat wisata Islami dan beberapa rekomendasi saya tempat-tempat santai untuk anda bersama teman, kerabat dan keluarga pastinya. yang wajib anda ketahui di Banda Aceh ini.


Yang pertama adalah Masjid Raya Baiturrahman, simbol kota banda Aceh ini wajib menjadi tujuan utama bagi wisatawan. Selain tempat ibadah masyarakat, masjid ini sangat cocok sebagai objek wisata karena masjid ini merupakan peninggalan kerajaan Aceh yang sangat terkenal yang banyak mengisahkan sejarah perjuangan rakyat Aceh. Anda akan merasakan kenyamanan saat memasuki kawasan masjid. Seberapa derajatpun suhu terik matahari yang menyengat di siang hari, saat berada di halamannya pun anda akan merasakan kesejukan. Apalagi berada di dalam Masjidnya. Anda akan benar-benar merasakan perjalanan spiritual saat anda menyambangi masjid Raya Baiturraman ini. Penasara? Langsung saja kunjungi, tetapi satu hal yang harus diingat oleh anda yang akan bersiap-siap menuju tempat ini. Berpakaianlah yang sopan sesuai syariat, dan berperilakulah sewajaranya dalam lingkungan masjid ini. Selamat menikmati keindahan yang ada di sekitar lokasi masjid yang sangat luar biasa ini. 

Selain masjid Baiturrahman perjalanan spiritual anda dapat melanjutkan pada beberapa masjid yang lainnya yang tidak kalah menarik dan mempunyai cerita tersendiri yakni masjid Oman di Lamprit dan Masjid Baiturrahim di Uleelue yang juga banyak orang penasaran dengan Masjid Baiturrahim ini. karena pada saat terjadi Tsunami hanya bangunan Masjid ini yang masih berdiri kokoh. hal inilah yang membuat anda pastinya penasaran untuk dapat langsung melihatnya. serta ada makam Syiah Kuala yang menyimpan sejuta cerita. selanjutnya tempat-tempat bersejarah lainnya peninggalan Tsunami Seperti Kapal Apung PLTD yang kini kondisinya sudah sangat bagus untuk dijadikan objek wisata anda bersama teman, kerabat dan keluarga. Ada Museum Tsunami yang juga wajib anda Kunjungi dan Juga Museum Aceh Pastinya. Penasaran dengan tempat ini?


Bagi anda yang telah bersiap mengisi waktu libur anda, sekarang saatnya anda dapat membuat daftar liburan anda di Kota Bandar Wisata Islami ini. Karena di sini terdapat tempat-tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh anda yang ingin menikmati hari libur bersama teman, kerabat, dan keluarga.

Well, selain tempat-tempat wisata Spiritual di atas yang wajib menjadi checklist liburan anda untuk dikunjungi saat menyambangi Kota Bandar wisata iIlami ini. Ada beberapa tempat santai maupun kongkow-kongkow bareng teman, kerabat, dan keluarga yang tidak kalah menariknya. 

Panta Alue Naga
Yang pertama yakni pantai Alue Naga, bagi anda yang ingin lari pagi menikmati udara pagi yang sejuk serta suguhan sunrise tempat ini cocok untuk menjadi tujuannya. Dan saat anda ingin bersantai di sore hari menikmati sunset juga tepat di pantai Alue Naga ini. Pantai ini juga cocok bagi anda yang mempunyai hobi memancing, komplit bukan ? selain suasanan yang asyik anda juga bisa menyalurkan hobi memancing anda di pantai Alue Naga ini. 

Tempat bersantai berikutnya adalah, Taman Kota BNI yang berada  tidak jauh dari Pantai Alue Naga, jika anda memasuki kawasan ini pengetahuan anda akan bertambah mengenai jenis-jenis tanaman. Selain tempat bersantai yang seru berkunjung ke tempat ini menjadi sarana edukasi bagi anda, teman, kerabat dan keluarga. Tempat ini juga menyediakan wahana olah raga seperti futsal dan basket. Bagaimana manarik bukan? Tunggu apa lagi ayo buruan beranjak untuk melihat langsung tempat ini. 

Tempat-tempat santai berikutnya yang ada di kota Bandar Wisata Islami ini adalah taman Safiatuddin, Taman Sari, Blang Padang, Pelabuhan Uleelue dan yang paling dekat dengan Masjid Raya yakni taman pinggir kali atau yamg di kenal dengan nama Kreung Aceh. 

Taman Safiatuddin
Di taman Safiatuddin setiap sorenya anda dapat menyaksikan antraksai-atraksai unik dari komunitas skateboard yang hampir setip sore mereka beraksi di sana. Selain itu di taman utamanya yakni PKA anda akan disuguhkan dengan keragaman budaya seluruh Aceh yang tercermin pada miniatur dari rumah-rumah adat atupun anjongan seluruh kabupaten yang ada di Aceh. Jadi, anda tidak perlu berkeliling Aceh untuk dapat tahu ragam budaya yang ada di Aceh. anda cukup berkeliling saja di PKA. Seru bukan? Tunggu apa lagi ayo segera meluncur ke TKP.

Taman Sari
Taman Sari, taman yang berada di pusat kota dekat dengan Masjid Raya Baiturrahman tepat di depan seberang jalan kantor walikota Banda Aceh. Adalah taman yang sangat cocok untuk anda bersama teman, kerabat, dan keluarga. Apalagi bagi anda yang masih mempunyai anak kecil sangat cocok untuk membawa buah hati anda ke tempat ini. Karena sarana permainan yang diperuntukan khusus untuk anak-anak tersedia lengkap di sini. 


Tidak jauh dari taman sari, tempat yang asyik buat berolahraga pagi maupun jalan santai di sore hari adalah Lapangan Blang Padang. Tempat ini juga menyimpan cerita bersejarah hal itu terbukti adanya reflika pesawat terbang persembahan rakyat Aceh untuk pemerintahan pada masa orde lama. Selain itu kekhasan lapangan ini terdapat pada batu di sepanjang putaran yang bertuliskan salam perdamaian dari berbagai bahasa di dunia. Langsung saja anda akan dapat banyak belajar bahasa dalam satu kali putaran anda mengelilingi lapangan Blang Padang ini. 

Berikutnya, Pelabuhan Uleelue yakni pelabuhan yang menghubungkan kota banda Aceh dengan Sabang. setiap sore tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakt. Dari yang muda sampai yang tua untuk hanya sekedar duduk-duduk menikmati jagung bakar sambil menanti datangnya sunset maupun bercanda ria sambil menikmati keindahan laut bersama teman, kerabat dan saudara anda. Selain itu wahana permainan air juga tersedia, perahu bebek yang membuat anda dapat menikmati suasana menjadi lebih intim bersama teman, kerabat, maupun keluarga anda. 

Yang terakhir, kita kembali lagi ke pusat kota. karena ada satu tempat yang sangat sayang untuk anda lewati yakni Krueng Aceh. di sepanjang sungai itu terdapat tempat santai yang sangat pas bagi anda bersama teman, kerabat, maupun saudara untuk bersantai ria di sana menikmati keindahan sungai, dan taman bunga yang sangat terawat itu. ayo tunggu apalagi segeralah beranjak! 

Demikianlah bebebrapa tempat santai yang dapat anda nikmati saat anda menghabiskan waktu liburan anda di Kota Bandar Wiasata Islami ini. 

Selanjutnya, tempat santai yang tidak boleh terlewatkan adalah warung kopi. Warung kopi sudah menjadi ciri khas masyarakat Aceh dari pelosok Desa sampai dengan Kota warung kopi seolah-olah telah menjadi rumah ke dua bagi masyarakat. Di banda Aceh warung kopi sudah menjamur di mana-mana sehingga julukan kota seribu warung kopi muncul bagi masyarakat banda Aceh sendiri maupun para pengunjung yang datang dari luar Aceh. Warung kopi yang ada di Kota Bandar Wisata islami ini terus ramai pengunjung karena hampir rata-rata warung kopi yang ada menyediakan wifi gratis. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain itu, jajanan kuliner khas aceh juga tersedia yakni Mie Aceh, Sate dan lain-lain yang pastinya akan memanjakan lidah anda karena cita rasa yang khas. Ayo tunggu apa lagi siap berpetualang di kota kecil nan menawan ini? 

Itulah tempat-tempat wisata alam serta tempat-tempat santai yang ada di Kota Bandar Wisata Islami ini di daerah Banda Aceh dan Sekitarnya. dan masih banyak lagi tempat-tempat yang sangat menarik yang tidak saya list di sini. untuk membuktikannya langsung saja kunjungi Kota Bandar Wisata Islami ini. Bagi anda yang akan berlibur tak perlu pikir panjang lagi segera buat jadwal yang tepat untuk anda dapat menyambangi dan menikmati semua keindahan alam yang telah dikaruniakan Allah di Negeri Serambi Mekkah ini. Mengenai tempat tinggal anda tidak perlu risau karena begitu banyak tempat-tempat penginapan yang harganya terjangkau hingga hotel berbintang tersedia di sini. Selain tempat tinggal anda juga dapat menikmati wisata belanja mulai pasar-pasar tradisional hingga mall-mall modern  yang ada di kota Banda Aceh.

Sekian liputan saya mengenai beberapa tempat wisata yang menjadi pertimbangan anda untuk dapat menyambanginya....

Arus modernisasi memang sudah  merasuk pada sendi-sendi kehidupan masyarakat Kota Banda Aceh. Namun, budaya dalam struktur sosial masyarakat setempat tidak pernah luntur dari sendi-sendi kehidupan. Hal inilah yang menjadi kekauatan masyarakat Aceh. Masyaakat Aceh adalah masyarakat yang sangat terbuka terhadap perubahan. Namun, tidak mudah melepaskan nilai-nilai budaya yang telah dianutnya sejak awal. Sisi positif inilah yang harus terus lestari dan dipertahankan oleh seluruh masyarakat sebgai warisan budaya dari generasi ke generasi agar Syariat Isam itu tetap tegak dan harapan menjadi kota Madani bukan hanya sekedar program kerja pemerintah saja.

Terakhi saya berharap, Syariat Islam harus tetap hidup di bumi Aceh sebagai alat kontrol sosial bagi kehidupan masyarakat. Syariat Islam harus terjaga kesakralannya jangan sampai tercoreng hanya karena ulah orang-orang yang tidak melek agama. 

Sebagaimana „Allah telah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan yang dengannya manusia diperintahkan untuk menjaga marwahnya masing-masing agar tidak terjadi kerusakan. Maka, begitulah dengan Syariat Islam yang telah dipercayaan tegak di bumi Serambi Mekkah ini. Sudah sepantasnya dijaga bersama agar tidak terjadi kerusakan pada tatanan kehidupan bermasyarakat sehingga akhirnya menimbulkan murka Allah. Marilah kita jaga bersama amanah yang telah dipercayakan pada masyarakat Aceh ini“.

Sekian dan terimakasih
Semoga bermanfaat 


  
documentasi hasil foto amatiran 

 
Masjid Oman
 
Makam Syiah Kuala
Taman Sari

perosotan di Taman Sari

Tanaman Bambu Hias di Taman Sari

Tugu di Taman Sari

Tempat Pemancingan DI Alue Naga
                                                                                  



Baca Selengkapnya...