Jangan Lelah Mencerdaskan Walau tanpa Balasan
Friday, November 27, 2015
0
comments
Muhammad Suherman (26 November 2015) - Untuk guruku tercinta dan untuk diriku sendiri yang masih belajar menjadi seorang guru. kita tak pernah merasa diburu waktu, kita hanya ingin mencerdaskan bangsa dan menjadikan jiwa-jiwa bermartabat dimata dunia dan berakhlak karim di sisi Allah.
kemarin hanyalah momentum formalisasi sebenarnya setiap harinya merupakan hari bagi para pendidik.
Mentari terbenam di ufuk senja menyambut gulitanya malam yang sunyi kian mencekam. Menutup ruas-ruas pandangan di sela-sela keheningan, gulitanya malam menjadi selimut penantian esok yang telah menanti di batas subuh dengan sejuta pengaharapan akan semboyan-semboyan bernilai emas dari lantunan manis suara hati yang siap terlontarkan.
Pagi menyambut diiringi nyanyian merdu alam dengan kesejukannya yang menenangkan jiwa. Dentingan waktu yang terus berjalan menagajak beranjak dari tempat peristirahatan menuju tepat yang telah melahirkan para pejuang bangsa yang bermartabat, tempat yang memberikan ruang aspirasi dapat apresiasi tanpa adanya sekat-sekat kesukuan, kekuasaan, dan prestise kekayaan, tempat dimana janji-janji suci diikrarkan, dan di tempat itu juga ruang yang dipenuhi dengan rasa hormat atas prestasi dan peringatan atas ketidak disiplinan.
Di teras, tergantung besi tua yang menjadi pengingat kebahagian maupun ketidak sukaan. Pengingat bergantinya waktu, pengingat bahwa hidup telah ditentukan dan tak bisa diubah sesuka hati dengan kemauan sendiri.
Perjuangan untuk menjadi pendidik yang menjadi tauladan yang baik tidaklah terbatas teori semata. Akan tetapi, budi pekerti sehari-hari menjadi evaluasi bagi pecontoh. Bukan perkara mudah juga menjadi pribadi yang benar-benar bersaja, dengan berbagai problematika yang melanda diri. Berpisah dengan keluarga, kapabilitas dari otoritas ruang pribadi harus diminoritaskan. Demi mengasah generasi bangsa yang bukan siapa-siapa dan harus mengayomi seolah anak sendiri.
Walau semua pengorbanan, pengabdian, dan ketulusan itu tanpa tanda jasa. Tetap saja layak gelar pahlwan disandangkan atas perbuatan yang mulia itu. Apresiasi itu akan terbukti dengan tidak melunturnya semua kenangan saat yang telah terdidik beranjak jauh dari tempat tujuan saat yang terdidik meninggalkan rumah-rumah huniannya. Karena nilai-nilai prasasti yang telah tertanam dalam jiwa dari pribadi sebagai pendidik yang mengajar sepenuh hati dan pengabdiannya untuk negeri tanpa pamrih.
Selamat hari guru nasional “jangan lelah mencerdaskan, walau tanpa balasan”.
Muhammad Suherman Shah, S.Sos
Muhammad Suherman Shah, S.Sos
__________________
Keyword: hari guru Nasional, bangga jadi Guru, mengajar sepenuh hati, mengabdi untuk negeri, bertakwa pada Ilahi, diary Selfie tour.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Jangan Lelah Mencerdaskan Walau tanpa Balasan
Diposkan oleh Unknown
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suhermannote.blogspot.com/2015/11/jangan-lelah-mencerdaskan-walau-tanpa.html. Terima kasih sudah mengunjungi dan membaca artikel ini.Diposkan oleh Unknown
0 comments:
Post a Comment