BELAJAR YANG SALAH KAPRAH (HIDUP INI JANGAN DIBUAT SUSAH)
Wednesday, July 3, 2013
0
comments
BELAJAR YANG SALAH KAPRAH
(HIDUP INI JANGAN DIBUAT SUSAH)
Belajar merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia dengan tujuan untuk mengetahui apa yang belum diketahuinya. Walaupun dibeberapa artikel yang saya baca bahwa hadits yang mengungkapkan “TUNTUTLAH ILMU DARI BUAIAN SAMPAI KE LAING LAHAT” itu tidak shahih, setidaknya itu dapat di jadikan kata-kata bijak yang menjadikan diri kita untuk terus belajar dan belajar agar tidak tersesat atau dibodoh-bodohi dengan orang lain.
Untuk urusan belajar ini ahli barat mempunyai defenisi yang berbeda-beda namun tujuannya sama yakni sama-sama mencapai tujuan yang dari semula tidak tahu menjadi tahu (berilmu). Salah satu tokoh psikologi, Winkel mendefenisikan belajar adalah “semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman”.
Artinya apa? Bahwa harapan dari bejar itu adalah terjadi sebuah perubahan dalam diri individu yang berdampak bagi lingkungan serta pengaruh lingkungan itu sendiri terhadap proses belajar tersebut. Dengan demikian perubahan-perubahan itu diharapkan dapat membawa dampak yang lebih baik dan berkualitas.
Nah, itu sekilas tentang pengertian belajar. Dalam tulisan ini saya ingin membahas sedikit kesalahan belajar bagi kita penuntut ilmu yang natabene diharapkan sebagai gerenerasi penerus bangsa atau jika kita mahasiswa telah mencapai puncak yakni dapat dikatakan sebagai agent of change (agen perubahan). Akan tetapi, gelar itu terkadang tidak sesuai fakta yang kita lihat dilapangan. Coba lihat berapa banyak kasus di media masa orang-orang terpelajar melakuakn penyimpangan? Bahkan tak perlu melihat di media, lihat saja sekeliling kita berapa banyak orang-orang terpelajar tidak mempunyai etika dan sopan santun. Salah satunya berdua-duaan di pinggir jalan tidak mempunyai rasa malu lagi.
Tetapi itu bukan yang menjadi pembahasan di tulisan ini, tulisan ini hanya membahas tentang kesalahan kita dalam belajar terutama dalam menghadapi ujian akhir. Dari mulai jenjang Sekolah Dasar sampai pada Perguruan Tinggi pastilah ujian akhir itu menjadi suatu kewajiban sebagai syarat kenaikan kelas ataupun kelulusan. Setidaknya untuk tingkat SD sampai dengan SMA Ujian Nasional lah patokannya. Dampaknya apa? Ya jelas pada penekanan pembelajaran yang digodok secara matang selama satu atau dua bulan full siswanya wajib mengikuti les sore yang di mana kondisi sudah tidak fit lagi untuk belajar karena di paginya sudah belajar wajib di sekolah. Ini yang menyebabkan para siswanya mengeluh, belajar tidak lagi efektif akhirnya berdampak pada kerugian financial orang tua yang harus mengeluarkan biaya itu menjadi sia-sia.
Seharunya pihak sekolah memperhatikan hal tersebut, sehingga mampu mendatangkan solusi apa yang harus dilakukan agar belajar tetap efektif untuk menghadapi Ujian Nasional, Tanpa harus memaksa siswa untuk full time belajar terus menerus yang dampaknya pasti tidak baik. Semoga hal ini benar-benar mendapat sosulsi yang tepat. Dalam hal ini saya coba beri sedikit solusi dari pemikiran saya, “tak perlu sebenarnya ada les sore untuk menghadapi Ujian Nasional. Yang diperlukan hanyalah pemantapan pada saat belajar pagi di sekolah. Jadi selama tiga atau empat bulan menuju ujian akhir guru-guru tak perlu lagi memberi tugas-tugas yang membebani siswa, seperti buat makalah dan tugas-tugas yang lain. Tugas seperti itu di buat waktu masih menduduki kelas satu dan dua. Sehingga di kelas tiga sudah fokus untuk Ujian Nasional tanpa terlalu berat dengan program-program les yang mengharuskan orang tua siswa mengeluarkan biaya lebih untuk itu”
Akhirnya pola-pola itu akan berlangsung hingga kita dewasa saat duduk di bangku kuliahan. Ini terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang akan mengahadapi ujian final. Ini bukan cerita fiktif, tulisan ini saya buat karena melihat berapa banyak teman-teman mahasiswa saya yang memaksa otaknya untuk meghafal, memahami dan membaca pada malam hari padahal besoknya sudah akan ujian. Yang jadi pertanyaan saya selama enam bulan kuliah kemana aja? Kenapa besok ujian malamnya baru belajar!
Tidak salah memang, mengulang pelajaran yang akan diujiankan ke esokan harinya tetapi jangan sampai berlebihan juga. Sebagai contoh “saya besok mau ujian hafal hadits terus saya hafal sampai jam 4 pagi terus shalat subuhnya kelewatan gara-gara kelehan.”. Nah, kalau sudah seperti itu menyalahi aturan namanya. Contoh lain “besok saya ada dua mata kuliah yang akan diujiankan satu jam 8 pagi yang satunya lagi siang hari terus saya tidak ikut majelis ilmu yang padahal itu sangat manfaat”. Betapa rugi saya tidak mendapatkan naungan malaikat hari itu padahal duduk dalam sebuah majelis ilmu agama itu jika kita terus berdzikir insya Allah dosa-dosa kita terhapus. Orang pintar mana yang gak mau Cuma duduk dengar tausyiah dapat ilmu dapat ampunan J.
Ya, pola-pola belajar yang salah kaprah ini terus membudaya di kalangan pelajar Sistem Kebut Semalam atau bahasa kerennya “SKS” ini menjadi favorit untuk menjawab soal-soal ujian dari dosen. Demi mendapat nilai A dari dosen. Tulisan ini bukan bermaksud mendeskriminasi agama lain tetapi tulisan ini hanya kusus untuk orang-orang beriman saja. Coba kita renungkan apakah nilai A itu akan menjamin kita masuk surga? Tidak, sekali-kali tidak! Maka dari itu jangan buat hidup ini susah, galau, bahkan sampai prustasi saat mengahadapi ujian. Apalagi nanti saat pengumuman hasil jika nilainya rendah sibuk, uring-uringan kayak orang kebakaran jenggot. Tetapi kalau ketinggalan shalat subuh, enggak sempat berjamaah shalat dzuhur apalagi ashar, magrib itupun kalau sempat apalagi isya sudah lalai dengan nonton bola, “wakuncar” alias waktu kunjung pacar biasa aja gak sibuk-sibuk amat, seolah-olah kita sudah bebas dari pengawasan Allah.
Sistim Kebut Semalam atau “SKS”itu adalah cara belajar yang salah kaprah (hidup ini jangan dibuat susah) mengapa salah kaprah? Ya karena mungkinkah kita akan menguasai pelajaran selama 6 bulan dalam satu malam? Hidup ini butuh proses, bukan secara instan. Jadi jangan korbankan kesehatan badan untuk begadang belajar di tengah malam hanya untuk mendapat nilai A. yakinlah pada proses siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan dapat “man jadda wajada”.
So, tulisan ini bukan untuk menghujat Karena saya juga manusia yang tak luput dari dosa. Hanya sebagai perenungan bersama semoga kita benar-benar menempatkan segala sesuatunya itu dengan benar dan tepat. Agar kita benar-benar menjadi insan yang rahmatal alamin.
Dan saya terbuka untuk kritik serta saran yang membangun demi perbaikan tulisan dan kulaitas tulisan-tulisan berikutnya yang saya tulis. Wassalam…
TERIMA KASIH….
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BELAJAR YANG SALAH KAPRAH (HIDUP INI JANGAN DIBUAT SUSAH)
Diposkan oleh Unknown
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suhermannote.blogspot.com/2013/07/belajar-yang-salah-kaprah-hidup-ini.html. Terima kasih sudah mengunjungi dan membaca artikel ini.Diposkan oleh Unknown
0 comments:
Post a Comment