INI CERITA KU

INI CERITA KU

Posted by Unknown Sunday, July 21, 2013 4 comments


INI CERITA KU MANA CERITA MU???

Gempa yang menguncang Kabupaten Aceh Tengah pada 2 juli 2013 dengan kekuatan 6.2 SR menggoreskan luka bagi warga yang ada di Takengon dan Bener Meriah. Banyak rumah-rumah dan bangunan Masjid yang rusak, tak sedikit korban yang ditelannya. Kondisi itulah yang banyak menggerakkan hati manusia untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan. Banyak organisasi dan kelompok-kelompok tertentu untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat amal dengan mengutip sumbangan di jalan untuk membantu meringankan korban gempa.
Dan kondisi seperti ini juga sangat baik di manfaatkan oleh para petinggi negeri ini untuk menarik simpati warganya baik secara individu ataupun golongan partainya berbondong-bondong mereka menyalurkan bantuan baik berupa sembako, mie instan serta uang agar dapat dikatakan mereka itu juga peduli. Walau bagi saya itu hanya sekedar dramaturgi dunia perpolitikan untuk kemudian merauk untung juga. Upss tapi tulisan kali ini bukan untuk membahas soal itu karena saya juga tidak punya data empiris untuk itu, hal seperti itu hanya pikiran negatif saya saja. Tulisan kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan saya bersama teman-teman di bawah naungan Qur’an Institute besutan Ustad Fauzy.
Tentunya gempa yang lumayan kuat itu terus menarik simpati dari semua kalangan baik itu, mau di jadikan ajang politik ataupun memang yang benar-benar tulus dari hati, bagi saya bukan masalah yang terpenting bantuan itu dapat meringankan korban gempa di sana.
Begitupun saya pastinya, rasa yang sangat berat untuk dapat melihat langsung kondisi korban gempa di sana mendorong saya. Tetapi apalah daya saya sudah mengajak salah satu organisasi tempat saya bernaung namun tak ada tanggapan dari pimpinannya, akhirnya kekecewaan yang saya dapat. Hingga FACEBOOK menjadi pelampiasan curahan hati yang sedang galau. Sayapun menulis ungkapan hati saya bahwa saya sangat ingin melihat langsung korban gempa di Takengon. Alhasil selang dua menit kemudian masukalah pesan di HP saya, ajakan untuk pergi ke Takengon, ya bang Basyir Mahasiswa dari IAIN dialah orang pertama yang mengajak saya untuk ikut dalam kegiatan sosial yang direncanakan bersama teman-temannya dalam sebuah himpunan kemahasiswaan mereka.
Pucuk dicinta ulan pun tiba itulah kondisi saya saat itu betapa senang hati saya. Selang berapa jam kemudian saya melihat pesan FACEBOOK yang ternyata itu dari Ustadz Fauzy Kepala Asrama Dayah Dirastul Ulya yang selama ini menjadi pembimbing kami di Dayah juga mengajak saya untuk pergi ke Takengon melakukan aksi sosial plus aksi keagamaan. Wah ini menurut saya lebih menarik karena saya pikir ini bukan hanya kegiatan yang berorientasi pada keduniaan saja tetapi juga hal spiritual. Saya berpikir ini akan menjadi perjalan yang berbeda dari yang lainnya. Dan saya membatalkan untuk pergi bersama bang Basyir dan teman-temannya walau dengan berat hati. Karena mereka adalah teman baik saya tapi saya bersyukur mereka paham dengan alasan yang saya berikan.
Kamipun tidak menyia-nyiakan waktu dalam waktu tiga hari saya dan ustadz Fauzy di bawah nauangan Qur’an Institute besutannya beserta teman-teman Dayah lainnya yang masih tinggal di Dayah yakni Andre, Suheil, Fiman, Azwar (Senior dan Junior), Ali. bergegas ke jalanan untuk mengutip sumbangan mengaharap kedermawanan para pengendara motor dan mobil mewah yang melintas untuk korban gempa. Dan sungguh luar biasa antusias warga Banda Aceh dan sekitarnya, ternyata mereka sangat dermawan. Sumbangan yang kami kumpulkan sedikit demi sedikit dari orang-orang yang melintas akhirnya mencapai target untuk membantu saudara yang sedang tertimpa musiabh di Takengon sana. 

TIGA HARI BERTEMAN TERIK MENTARI DAN RINAI HUJAN DI LAMPU MERAH 
Setelah menyusun rencana keberangkatan dan apa saja yang akan kami buat untuk korban gempa, kamipun turun kejalan untuk mengutip sumbungan selama tiga hari. Hari pertamapun saya berdua dengan teman saya Andre mengutip sumbangan di Simpang Lima. Sialnya baru saja 15 menit berdiri meminta sumbangan kamipun diguyur hujan. Alhasil kami pun harus bergegas pulang. Saat itu saya sedikit pesimis. Terlintas dalam hati saya apakah langkah kami ini tidak di ridhoi Allah. Sayapun tidak patah semangat karena memang keingin saya untuk dapat melihat kondidisi di Takengon sana sangat kuat. Saya yakin Allah hanya menguji saya apakah saya tetap bertekad untuk semangat membantu korban gempa di sana.
Hari kedua kamipun bergerak kelampu merah lagi, dengan harapan hari ini lebih baik karena timingnya bertepatan dengan hari meugang. Kami berpikir pasti ini banyak ibu-ibu yang pulang belanja dan uang sisa dari membeli daging serta sayuran pasti akan disumbangkan pada kami. Ternyata tebakan kami itu tidak tepat, banyak ibu-ibu yang tidak begitu peduli tapi malah di luar dugaan orang-prang kaya berhati mulia terus memberikan sumbangan kepada kami alhasil kamipun mengumpulkan lumayan banyak bantuan yang kami dapat. Dari pukul 10:00 WIB sampai pukul 12:00 WIB kami berdiri di lampu merah dan istirat kemudian kami sambung lagi ba’da Ashar sampai pukul 18:00 WIB. Alhamdulillah Allah telah memberikan rezeki melalui tangan-tangan mulia para dermawan yang melintas, melihat hasil di hari kedua semnagat kami semakin meningkat untuk terus mengutip sumbangan agar dapat membantu meringankan korban gempa.
Begitupun hari ketiga, ini adalah puasa pertama pastilah kondisinya sangat berbeda panas yang menyegat kulit tak lagi terasa karena memang niat di hati iklas lillahi ta’ala ingin membantu korban gempa. Sehingga rasa panas itu tak lagi terasa menyegat kulit. Selama tiga hari kami mengitup sumbangan akhirnya dana yang terkumpul lumayan besar. Akhirnyapun harapan saya untuk melaju ke Takengon akan segera terwujud. Walau kulit sudah berubah warna tetapi bagi saya itu bukan masalah. Kami pun bersiap untuk berangkat ke Takengon dengan harapan dapat meringankan beban korban gempa.

TIGA HARI BERTEMAN TERIK MENTARI DAN RINAI HUJAN DI LAMPU MERAH 
Setelah menyusun rencana keberangkatan dan apa saja yang akan kami buat untuk korban gempa, kamipun turun kejalan untuk mengutip sumbungan selama tiga hari. Hari pertamapun saya berdua dengan teman saya Andre mengutip sumbangan di Simpang Lima. Sialnya baru saja 15 menit berdiri meminta sumbangan kamipun diguyur hujan. Alhasil kami pun harus bergegas pulang. Saat itu saya sedikit pesimis. Terlintas dalam hati saya apakah langkah kami ini tidak di ridhoi Allah. Sayapun tidak patah semangat karena memang keingin saya untuk dapat melihat kondidisi di Takengon sana sangat kuat. Saya yakin Allah hanya menguji saya apakah saya tetap bertekad untuk semangat membantu korban gempa di sana.
Hari kedua kamipun bergerak kelampu merah lagi, dengan harapan hari ini lebih baik karena timingnya bertepatan dengan hari meugang. Kami berpikir pasti ini banyak ibu-ibu yang pulang belanja dan uang sisa dari membeli daging serta sayuran pasti akan disumbangkan pada kami. Ternyata tebakan kami itu tidak tepat, banyak ibu-ibu yang tidak begitu peduli tapi malah di luar dugaan orang-prang kaya berhati mulia terus memberikan sumbangan kepada kami alhasil kamipun mengumpulkan lumayan banyak bantuan yang kami dapat. Dari pukul 10:00 WIB sampai pukul 12:00 WIB kami berdiri di lampu merah dan istirat kemudian kami sambung lagi ba’da Ashar sampai pukul 18:00 WIB. Alhamdulillah Allah telah memberikan rezeki melalui tangan-tangan mulia para dermawan yang melintas, melihat hasil di hari kedua semnagat kami semakin meningkat untuk terus mengutip sumbangan agar dapat membantu meringankan korban gempa.
Begitupun hari ketiga, ini adalah puasa pertama pastilah kondisinya sangat berbeda panas yang menyegat kulit tak lagi terasa karena memang niat di hati iklas lillahi ta’ala ingin membantu korban gempa. Sehingga rasa panas itu tak lagi terasa menyegat kulit. Selama tiga hari kami mengitup sumbangan akhirnya dana yang terkumpul lumayan besar. Akhirnyapun harapan saya untuk melaju ke Takengon akan segera terwujud. Walau kulit sudah berubah warna tetapi bagi saya itu bukan masalah. Kami pun bersiap untuk berangkat ke Takengon dengan harapan dapat meringankan beban korban gempa.

KEADAAN SELAMA DI TAKENGON
Takengon adalah kota yang sangat dingin, itulah yang pertama kali saya rasakan begitu menginjakan kaki di sana. Walaupun begitu kami sangat menikmati kondisi itu. Karena kami disambut oleh keluarga kecil yang sangat hangat. Hari pertama di sana kamipun langsung survey lokasi bencana di temani seorang sopir yang selalu setia menemani kami di sana, ya sebut saja namanya pak Andi orangnya sangat baik. Allah telah merencanakan semua ini, ternyata kami di sana di pertemukan dengan orang-orang pilihan-Nya. Pemilik rumah yang sangat bersahaja, pemilik mobil yang tak mau dibayar serta pak Andi pastinya yang selalu setia mengantarkan kami keliling kota Takengon serta lokasi-lokasi terparah yang terkena gempa sekalipun. Saya sangat bersyukur pada Allah semakin kuat pendirian saya bahwa jika kita berbuat baik maka Allah akan lebih berbuat baik lagi pada hamba-Nya. So,,,, jangan pernah lelah untuk menebarkan kebaikan walupun itu hanya dengan sebuah senyuman.
Sambil menyelam minum air itulah yang tepat untuk mengambarkan keberadaan kami di sana, setelah menyelesaikan misi utama untuk menyalurkan bantuan. Kamipun menikmati indahnya karunia Allah, bentangan Danau Lut Tawar yang sangat eksotis dipandang mata. sejenak kami rehat untuk menikmati keindahan itu, dan hingga waktu jualah yang harus menghentikannya. Kamipun telah selesai menyalurkan bantuan serta kami telah puas menikmati keindahan alam dan keliling kota, sekrang saatnya kami harus kembali.
Banyak pelajaran yang saya dapat dari perjalanan ini, saya jadi sadar bahwa selama ini saya terlalu egois, menangis, meronta pada Allah dari masalah-masalah yang terjadi dalam hidup yang terkadang buat galau. Dan setelah melihat penderitaan korban gempa di sana kondisi rumah yang luluh lantah saya sadar betul masalah yang terjadi dalam diri pribadi ternyata bukanlah apa-apa. Dan satu hal yang saya dapat lagi yaitu rasa syukur yang selama ini mungkin hilang dari saya, padahal begitu banyak karunia Allah yang telah diberikan untuk saya. Rasa syukur itu sangatlah penting, karena dengan bersyukur kesusahan akan menjadi ringan. Dengan rasa syukur pula kebahagian itu akan bertambah.
RASA SYUKUR KU….
Yang pasti saya selalu bersyukur kehadirat Allah yang telah memberkan segala karunia-Nya kepada ku, serta takdir ku sebagai manusia. Dan Ia juga telah mengutus seorang manusia berhati malaikat Rasulullah SAWyang telah membawa peradaban besar dalam dunia Islam yang terus mengalami perkembangan. Rasa syukur ku tak akan berhenti dan Tak akan berhenti seluruh jiwa dan raga ini terus memujinya…
Serta Ibuku yang terus memberikan ridhonya karena ridhonyalah ridho Allah mengiringiku, dialah wanita terindah yang telah diciptakan Allah untuk menjagaku. Tak berlebihan bila ku katakan tangisnya adalah motivasiku, senyumnya adalah semangatku dan kata-katanya adalah petunjuk bagi ku untuk menghadapi dunia yang fana ini..
UCAPAN TERIMAKASIH KU…
        Terutama kepada Ustadz Fauzy yang telah mengajak saya untuk ikut ke Takengon sehingga saya dapat melihat langsung penderitaan korban gempa di sana. Dari Allah melalui ustadz Fauzy saya dapat menginjakan kaki di tanah gayo nan dingin itu. Terimakasih ustad semoga kita dapat terus bekerja sama sampai benar-benar Allah yang berkehendak untuk memisahkannya.
Kemudian kepada Pak Hasbi dan Keluarga Kecilnya yang sangat bersahaja yang telah memberikan tempat penginapan yang sangat nyaman, hmmm saya akan merindukan masakan pak hasbi yang begitu nikmat mengisi di waktu sahur dan berbuka. dan Pemilik Mobil yang telah meminjamkan mobilnya untuk kami dapat berkeliling melihat kondisi di sana, maaf pak mobilnya kami kembalikan dalam keadaan kotor tidak sempat untuk men-doorsmeernya. Serta Pak Andi sopir yang sangat sabar mengantarkan kami berkeliling di sana, maaf pak jika kami selalu membuat keributan di dalam mobil. Maklum kondisi orang-orang yang lapar dan kepanasan jadi ngobrolnya sedikit ngelantur.
Serta tidak lupa kepada Seluruh Dermwan yang telah memberikan sumbangannya dengan iklas. Bapak, ibu, om, tante, kakak , abang dan adik semoga Allah membalas kebaikan kalian semua setimpal dengan apa yang telah kalian lakukan. 

 

CATATAN UNTUK TEMAN-TEMAN YANG TERLIBAT…

Untuk teman-teman ku yang juga ikut dalam proses penyaluran bantuan untuk korban gempa. Dari mulai mengutip sumbangan sampai ke lokasi gempa. saya sangat senang kalian telah di gerakan hatinya oleh Allah untuk dapat kita bersama-sama melakukan aksi solidaritas kita ini.
Firman dan Andre serta Agus juga Rino (yang malu-malu) walaupun kalian tidak ikut bersama kami ke Takengon menyalurkan langsung bantuan kepada korban gempa. tetapi kalian sudah melakukan yang terbaik semoga Allah membalas yang setimpal atas perbuatan kalian. Dan mudah-mudahan kita terus menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Azwar Seniordan Azwar Juniorserta Ali Ibrahimperjalanan kita sangat luar biasa bukan? Ya,,,, mengapa tidak, selain misi utama telah selesai kita dapat menikmati indahnya alam di Takengon serta dinginnya suhu di sana menjadikan kita nyaman di sana.
Terkhusus buat Suheil Rinandabapak yang satu ini selalu buat kesal dari mulai ngutip sumbangan, di perjalanan menuju Takengon, selama di Takengon sampai pulang selalu ada saja ulah yang di buatnya. Sampai-sampai sarung kesayangan saya hadiah lebaran tahun lalu dari abang saya ditinggal di rumah pak Hasbi tapi saya telah mengiklaskannya. Keusilnannya membuat saya gerah sehingga kami selalu bertengkar baik di rumah, dalam mobil dan di setiap keadaan. Seperti tom and jerry tapi tidak sampai banting-banting kulkas.
Itulah cerita saya dalam perjalanan membantu korban gempa tanpa potensi tsunami semoga bermanfaat dan semoga dapat mengisi kekosongan anda yang membaca walau tulisan tanpa arti, kata-kata tak bermakna tetapi saya berharap tulisan cerita ini ada beberapa point yang dapat menggugah hati. Demikianlah lebih dan kurang saya mohon maaf dan tak lupa saya selalu menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tulisan-tulisan saya kedepan yang lebih berkualitas.

WASSALAM….!!!!
 
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: INI CERITA KU
Diposkan oleh Unknown
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suhermannote.blogspot.com/2013/07/ini-cerita-ku.html. Terima kasih sudah mengunjungi dan membaca artikel ini.

4 comments:

Arief al Fauzy al Makassary said...

Alhamdulillah...smg kebahgian dlm berbagi ini akn menjadi ibadah di sisi Allah...

suherman sinaga said...

AMIN.... :)

Muhammad Azwar said...

kamu luar biasa suhermaaannn.....
tak kan lekat dari memori, insyaAllah..
Barakallahu.... :)

*azwar senior

suherman sinaga said...

yuhuuuu,.....

Post a Comment